kalo menurut saya seh, power yg terbaca di power meter tetep penting sbg indikator awal keberhasilan rangkaian kita. Masalah nanti mo diriset lagi thd variabel lain yg blm diketahui ya sambil jalan aja..
klo cuma sekedar utk indikator power memang penting.
Tapi jika hanya berpatokan pada power meter saja saya rasa tidak akan ada kendala, karna sedianya stiap tingkatan penguat power akan naik.
Klo penguat itu diriset setelah rangkaiannya selesai sama aja bohong, hehe....
Misalkan ni ya penguat 4 tingkat yg terdiri dari buffer 1, buffer2, driver dan final.
Gimana kita bisa thu kecacatan sinyal disuatu tingkat penguat?
Cacat sinyal ini diakibatkan karna pemancar tidak fokus lagi memancar di freq utama, maka sinyal akan menjadi ngedrop atau hilang sama sekali.
Misalkan terjadi cacat sinyal(bukan power ya) di buffer 2, dimana jika sinyal ini ngedrop berarti freq yg dikuatkan bukan lagi frukuensy yg utama.
Artinya daya yg tersedia menjadi terpecah karna ada frequensy lain yg juga dikuatkan, akibatnya pancaran difrequensy utama radius pancarannya menjadi berkurang.
Nah, Jika terjadi cacat sinyal dibuffer 2, itu artinya sinyal yg tadinya kuat dibuffer 1 kembali dilemahkan oleh buffer 2 dan sinyal itu dikuatkan lagi oleh driver.
Seharusnya kan dari dari buffer 1 hingga kefinal sinyal itu makin naik atau semakin kuat.
Jika hal ini diperhatikan saat merakit penguat, Saya yakin tidak akan ada lagi keluhan "saya punya pemancar daya segini tapi pancarannya kok cuma segini?"
Nah, jika diriset seperti yg Mas katakan setelah rangkaiannya selesai berarti kita masih mengejar power karna
keempat bagian penguat tadi akan ditrim kembali utk mendapatkan power yg maksimal.
Hahahaha....
Saya masih ngeyel dgn pendapat Saya.
Silahkan mencoba merakit penguat fm tidak hanya berpedoman pada power meter saja perhatikan juga sinyal yg dihasilkan ketika memasang setiap tingkat penguat.
Disini barulah akan terasa, ternyata merakit pemancar yg benar2 pemancar itu tidak mudah.
Good luck utk rekan semua.