Pengalaman saya:
Saya pikir tidak semua programmer yang sudah MENGUASAI bahasa BASIC ataupun C bisa langsung porting ke pemrograman hardware microcontroller. Alasannya? karena selain harus memahami
bagaimana seharusnya micom bekerja , yang tentu saja di representasikan dengan logaritma program, dia juga harus mengerti ttg elektronika arus lemah, setidaknya pin assigment dari microcontroller yang akan dia proram itu.
Selain itu, di pemrograman microcontroller ini, kita juga harus menguasai benar benar beberapa hal:
- Sistem pengalamatan memori dan register register micom
- Standar protokol komunikasi, seperti I2C, USART, SCI, DLL
- Dan, tentusaja, gak boleh jauh jauh dari datasheet ic yang akan diprgramnnya
Tanpa itu semua, kita tetap bisa membuat sebuah program untuk IC controller. Misal membuat lampu kedip kedip, lampu geser, dll. Tapi, kalo kita ingin sebuah sirkuit yang usable, mesti agak njelimet. Contoh: mau bikin program untuk ic micomnya pemancar, kita musti belajar bagaimana standar komunikasi I2C -> untuk komunikasi antara PIC dan PLL IC (TSA), belajar bagaimana prosedur menyimpan data ke EEPROM, dll.
Secara umum (artinya flow control program) ga beda.. kondisional IF ya begitu... literasi While ya begitu...
perbedaan mulai terasa ketika kita mulai membuat agar ADC PIC bekerja pada mode 12Bit, rata kiri, pada channel 1 misalnya... disini register register sudah mulai terpakai... datasheet adalah kitab paling bagus untuk hal ini...
Saran: Menggunakan bahasa BASIC sangat mudah. Kita tidak perlu dalam dalam menguasai hardware, register, dll. Tapi agak susah untuk mendapatkan program yang benar benar kita inginkan. (bahasaku: agak kurang realible..) Lain crita kalo pake C. Kita bisa bikin program benar benar efektif... tapi ya itu.. kita harus mudeng dulu dengan register, sistem alamat, dan standar protokol komunikasi...
Setidaknya ini yang saya rasakan dari pengalaman micro programming
C U