Kategori Amplifier Yang Mantap

[heru.htl]

@Mas zia:

R 68 ohm dihilangkan, berarti nilai defektif NFB DC naik lebih besar, responsif sistem degradasi. Sebenarnya kontrol penguatan AC efektif dikendalikan secara statik oleh driver-amplifier melalui R109. Itulah sebabnya, gain penguatan AC melalu NFB bersama differential-amp harus diperbesar, karena NFB hanya diproposalkan untuk mengendalikan DC (penguatan AC bersama NFB defektif).

Untuk modifikasi proteksi, saya pikir saran anda cukup bisa diterima. Jika demikian, anda rombak skemanya dan di beri versi 5.1.1 (nama asli bung zia boleh ditambahkan sebagai developer). Yang penting, nilai resistor sense dan operasi transistor penguat sensing short-circuit tidak interfere terhadap penahan transien-prematur tiap emitor TR output. Yups, terimakasih & selamat mencoba.

[soerdjanto]

mantep kang heru. di lanjut projecnya.

[karso]

 

[abidaud]

 bete1  ass wr wb  rapid nya error euy ach!

[masugin]

Penjelasan yang mantep. Gini mas brow yang mudah dimengerti aja semisal kita mau bt power 1000w untuk sound sistem di pakai di lapangan gmana cara agar suara bisa jelas n jernih seperti power amp gc. Trus gmana cara agar semua nada mid low n hig bisa enak didengar dari dekat n kejauhan. Apa aja yng perlu dirubah ato yng ditambah  gtu aja suwun

[soerdjanto]

Penjelasan yang mantep. Gini mas brow yang mudah dimengerti aja semisal kita mau bt power 1000w untuk sound sistem di pakai di lapangan gmana cara agar suara bisa jelas n jernih seperti power amp gc. Trus gmana cara agar semua nada mid low n hig bisa enak didengar dari dekat n kejauhan. Apa aja yng perlu dirubah ato yng ditambah  gtu aja suwun

nah klo ini semua orang juga mau.
tp yg jd permasalahan itu ada banyak hal/faktor yang musti di perhatikan. dari pemilihan jenis rangkaian yang bener2 mumpuni baik dari powernya biar bisa bener2 mengeluarkan daya sebesar yg d harapkan, minimal memilih jenis power dengan karakter flat, sumaya lebih mudah saat menyetirnya.
untuk detail nadanya, diperlukan mixing  dari equipment yang berkualitas pula. serta penggunaan jenis speaker dan jenis box speaker itu sendiri.
dan jangan lupa, pemilihan komponen/sparepart yang berkualitas. jangan mimpi menggunakan komponen generik maunya suara BUILT-UP.
mengingak sebagian besar sparepart yang beredar di indonesia rata2 sparepart generic

salam

[masugin]

kok sepi ya! terima kasih mas heru salut bt anda. kemarin sempat otak atik pake pcb ptp dan hasilnya sangat memuaskan mid n low nya terasa. kalo menurut telinga saya power matrix ini lebih bagus n walaupun komponen lebih simpel daripada blazer

[bimo_tok]

Coba pelajari skema ini (dan ini sudah di coba):



Ingin bicara langsung dengan saya seputar POWER AMPLIFIER berbasis implementasi TRANSISTOR BIPOLAR?

Bahasanya sulit dipahami, saya pikir bahasa Malaysia. Kalau ada istilah bahasa Inggrisnya lebih baik dicantumkan istilah tersebut.
Saya hanya baca diawalnya karena pusing dengan penggunaan bahasanya. Saya tidak setuju bahwa penguat arus hanya bisa menguatkan arus tanpa ada penguat tegangan. Contohnya konfigurasi CFP atau Sziklai, nilai penguatan tegangannya bisa lebih dari satu.
Sebaiknya baca buku karangan Douglas Self dan Bob Cordell agar tidak "tersesat" dalam memahami teori perancangan audio amplifier. Buku tersebut didukung teori benar walaupun tidak detail dan didukung dengan pengukuran.

[bimo_tok]

kok sepi ya! terima kasih mas heru salut bt anda. kemarin sempat otak atik pake pcb ptp dan hasilnya sangat memuaskan mid n low nya terasa. kalo menurut telinga saya power matrix ini lebih bagus n walaupun komponen lebih simpel daripada blazer

Saya sudah simulasikan schematic amplifier matrix yang ada pada websitenya sebelum diganti besarnya penguatannya. Amplifier ini memiliki cacat harmonik yang tinggi karena penguatan tegangannya terlalu besar. Disainnya tidak optimal, seperti cermin arus dan sumber arusnya. Sepertinya rancangannya hanya coba-coba, entah pakai simulasi atau tidak saya tidak tahu. Entah hasilnya diukur atau tidak saya tidak tahu. Dalam merancang audio amplifier perlu dipahami terlebih dahulu spesifikasinya seperti THD, IM, IIM, S/N ratio, PSRR, slew rate, dsb. Tanpa mengetahui hal tersebut kita akan seperti meraba-raba dalam gelap. Trial and error tanpa mengetahui tujuannya apa.