KOMUNITAS HOBBIYST ELEKTRONIKA - KHE
Diskusi Elektronika => Kategori Dasar Elektronika => Alat Ukur => Topik dimulai oleh: jeplie pada Agustus 27, 2011, 10:06:24 PM
-
apakah ada rumus dan hitungan khusus?
misalnya di match utk frequensy kerja......
100Mhz panjangnya sekian cm,
144Mhz panjangnya sekian cm.
kabel dan konektor merk apa yang bagus?
-
koek kan 50 Ohm gan .. cari yang kualitas aja ...
kalo konektor pilih minimal konektor N ... karena lossnya kecil
-
koek kan 50 Ohm gan .. cari yang kualitas aja ...
kalo konektor pilih minimal konektor N ... karena lossnya kecil
dulu waktu masih ngebrik ada yg bilang katanya jumper ini harus di tune,
itung2annya pake lambda, rumusnya kayak nyari panjang antena kalkulasi1
ga thu info ini bener apa ga,
moga aja diforum ini dapat pencerahan.
-
klo coax mesti di tune kenapa swr meter nya ko ga di tune, kan didalamnya ada ada line yg jelas bukan coax, lucu ya coax di tune klo meter yg bukan coax ga ditune wekwkwkwkwkwkwkwkwkwkwk
;D ;D ;D :-\ :-\ :-\ ;D ;D ;D ^-^
-
tapi menurut pengalaman saya, tergantung dari kualitas coex nya, kalau yg kualitasnya bagus biasanya ga usah d tone, pernah setting antena punya teman sampe ga nemu swr yg diharapkan, sampe akhirnya ide1 saya coba iseng2 d tone coex nya dan akhirnya dapet juga swr yg bagus, ;D ;D ternyata koexnya jelek,,,,,
-
klo coax smpe di tune berarti coax nya resonansi alias menjadi bagian dari antene, alias mancar juga padahal pngsi coax adalah penyalur doang ga boleh sampe resonansi
bete1 bete1 bete1 cari1 cari1 cari1 konek1 konek1 konek1
-
klo coax smpe di tune berarti coax nya resonansi alias menjadi bagian dari antene, alias mancar juga padahal pngsi coax adalah penyalur doang ga boleh sampe resonansi
pak Gani boleh tau ngak?, kondisi yang bagaimana yang menyebabkan coax bisa beresonansi/ menjadi bagian dari antena, ketika kita menggunakannya sebagai jumper?
-
mungkin mst tw velocity coax juga,, klo teu salah itu juga,,, konek1 maaf klo slh mklm aku nwbe..
-
mungkin yang dimaksud pak abdulgani seperti ini ....
[spoiler](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/89/Dipolefeedrad.png/300px-Dipolefeedrad.png)[/spoiler]
[spoiler](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d6/Dipolewidebandbalun.png/300px-Dipolewidebandbalun.png)[/spoiler]
jelasnya disini
[spoiler]http://en.wikipedia.org/wiki/Dipole_antenna[/spoiler]
kalo diliat sih biar tidak terpengaruh kabel jangan sampe menjadi antena ato resonan biar swr diletak dimana aja tidak terpengaruh dengan panjang kabel ... mungkin solusinya dengan menggunakan balun ...
-
tepat sekali selain mecing impedansi juga harus sama jenisnya dengan antena, balance ato unbalance
8) 8) top1 top1 top1 8) 8)
-
Teori nya kalau coaxial dipergunakan sebagai matching harus di tune.
Kalau hanya sebagai jumper dari transmitter ke SWR nggak perlu di mathing asal impedansi nya sama (biasa nya 50 Ohm)
Tapi pada prakteknya ada beberapa rekan yang beranggapan bahwa karena sifat dari gelombang radio yang menjalar di coaxial maka pada ujung coaxial yang ke antenna harus pada saat puncak nya, berarti daya yang di pancarkannya maksimal, maka biasanya coaxial tersebut di tune sesuai frekuensi kerja transmitter.
-
biasanya kalo saya diletak dimana aja ngga masalah tu swr ... yang masalah watt nya ... karena ada loss di kabel ... tapi tetep aja ... tergantung antena yang di pake ...
-
sekedar pengingat:
- saluran transmisi dengan panjang 1/2lambda dan kelipatan utuhnya adalah berfungsi juga sebagai transformator 1:1 (impedansi di salah satu ujung sama dengan impedansi ujung lainnya).
contoh penerapan:
transmitter dengan impedansi 50 ohm dihubungkan dengan saluran transmisi impedansi 50 ohm sepanjang kelipatan utuh 1/2 lambda, maka diujung kabel impedansi sistem tetaplah 50 ohm yang harus diumpankan ke antena 50 Ohm juga.
- saluran transmisi dengan panjang 1/4 lambada dan kelipatan GANJIL nya adalah berfungi juga sebagai transformator PENGUBAH impedansi dari tinggi ke rendah atau pun sebaliknya.
contoh penerapan:
2 antena 50 Ohm yang akan dipasang jajar (stack) saling dihubungkan ke titik tengah pengumpanan (harness) dengan saluran transmisi 75 Ohm yang masing-masing panjangnya kelipatan ganjil 1/4 lambda agar dititik tengah sistem antena kembali berimpedansi 50 Ohm.
VSWR yang baik idealnya tidak berubah impedansinya di sepanjang spektrum frekwensi. Sayangnya tidak demikian pada nyatanya sehingga pabrikan membuat VSWR meter yang dikhususkan untuk rentang frekwensi tertentu, misalnya pabrikan Diamond, Daiwa, Comet, dll.
mudah-mudahan 'pengingat' pendek ini bisa memberikan idea tentang berapakah panjang kabel coax jumper VSWR yang sebenarnya.... ide1 cari1 kalkulasi1 hallo1
-
setahu saya panjang coax jumper nggak ada batas2 tertentu. bisa suka2 kita.
kalo sampe minta di tune, kemungkinan coax-nya nggak bener tuh..
-
HMMMM..belum ada sebuah kesimpulan,,,mungkin di lain waktu aq bisa menarik sebuah kesimpulan dr berbgai macam pendapat tentang bagaimana ideal nya untuk seutas kabel koek sbg jembatan antara power out,swr,dan antene,qt tunggu saja hasil akhir dr perbincangan ini...
-
klo sampe coax di tune jangan salahkan coax nya tapi yang NGTUNE nya harus dipertanyakan
cari1 cari1 cari1 :-\ :-\
-
memang klo cuma ngandelin swr/power meter sama dummyload mah banyak yg ga kelihatan, ada swr analyzer lumayan bisa lihat z antene, R, XC, XL, selesai ngukur antene SWR nyender mantaaaaaaaaaabbss, eh... pas dikasih audio/musik SWR nya jadi VU meter... NGDANCE!!!
;D ;D ;D ;D ;D
-
sependapat dengan pak abdulgani, untuk kasus coax menjadi jumper, panjang coax tidak ada masalah. Ini karena impedansi di ujung2 coax adalah sama 50 ohm dan impedansi coax sendiri adalah 50 ohm. Nah apalagi yang dikhawatirkan mas?
Lain halnya jika coax sebagai matching impedance dimana impedansi pada ujung2 coax tidak sama atau impedansi coax itu sendiri yang tidak sama dengan impedansi beban/sumber. Nah ini lain halnya..
-
sekedar sumbang pemikiran:
Jangan hanya bertujujuan match saja berikut paparan sederhananya ( PERHATIAN!!! PAPARAN SEDERHANA INI TIDAK COCOK DAN BOLEH JADI TIDAK AKAN BERMANFAAT UNTUK YANG TELAH MAHIR/JAGO) jadi yang sudah mahir/jago samasekali tidak perlu membacanya..
(http://img560.imageshack.us/img560/6412/microsoftwordstudikasus.png)
mudah-mudahan ada manfaatnya walaupun sangaaaaaatttttt sedikti...... konek1 konek1 konek1
-
mas bubun stupid itu bisa dipertangung jawabkan gak ato hanya pegalaman pribadi, sumbernya darimana ? ? .. .. sy jadi binggung ::) ini apa sama saluran transmisi (Kabel Coax) dan batang antena ... sy jadi binggung, kalo batang antena mungkin masuk akal seperti itu tapi kalo saluran transmisi kayak gitu apa gak jauh beda sama antena ... ::) ::) ::) terus kalo bikin PCB dari OSC->buffer->PA apa harus diukur harus sama panjang gelombang nya agar fasa nya sama ..... terus kabel dari PCB PA ke Konektor di casing apa harus diukur juaga .....
mohon penjelasan nya ...
-
sumbang pengalaman aja, panjang pendek kabel jumper pada swr meter tidak berpengaruh pada hasil pengukuran swr. Tapi karena panjang kabel secara elektrik/kelipatan lamdanya tdk sama maka impedansi pada titik konektor swr-antena tidak akan sama dengan pada konektor transmitter. Apalagi kalau didalam transmitternya ada kabel jampernya juga. Pasti impedansi pada titik transistornya juga beda. Silakan dibuktikan sendiri dg peralatan spt swr meter dan swr analizer.
-
Om Busan:....... You are Rock...! top1 top1 top1
Om Pur: Saya senantiasa berupaya sejujurnya jika hanya pengalaman pribadi / asumsi pribadi pasti saya sebutkan....
Lihat di buku referensi apapun yang membahas "Saluran Transmisi" atau pastikan dengan Om Google dengan katakunci "Transmission Lines and Propagation" atau sebagai catatan aplikasi praktis: Manual MFJ-259/269 tentang Bagaimana Menentukan Velocity Factor suatu saluran transmisi/coax...
Salam kenal hallo1 hallo1 hallo1 hallo1
-
mas Bubun , jadi Transmisi Line ide1 dihitung pertama nya dimulinya dari mana dari konektor ato dari kaki Colektor Transistor final konek1
-
coba yg punya vadamekum pak wasito di upload lumayan, ringan dan manfaat
cari1 cari1 cari1 cari1 cari1 cari1
-
sy newbie maaf hanya ikut nyimak aja blm bs comment,,,,, :-X
lanjuuut!! hallo1 hallo1 hallo1
-
Om Pur, karena dalam hal ini membicarakan 'jumper', maka saluran transmisi dihitung dari titik konektor ke konektor (berhati-hatilah dengan benda bernama konektor ini, apalagi jika sudah bermain di UHF-SHF, lihat data sheet pabrikannya dengan sangat teliti). Phase dan bentuk gelombang adalah parameter penting, itulah alasan kenapa industri elektronika/engineering memerlukan Osciloscope... karena disinilah alat ukur ini memegang peranan penting.
(Sekedar cerita pengalaman waktu jadi jongos suatu pabrikan)
Digunakan OSciloscope 2 kanal merk Hew**tt P***ard, Kanal A digunakan mencuplik sinyal dari konektor keluaran sumber sinyal, Kanal B digunakan untuk mencuplik sinyal yang timbul di konektor input terminasi. Kedua sinyal hasil cuplikan itu dibandingkan Phase dan Amplitude nya. Jika terjadi perbedaan Phase, dihitung berapa derajatkah bedanya (ini digunakan untuk menghitung efesiensi transfer energi).
(yang ini adalah pendapat/pengalaman pribadi)
Percayalah.. (karena keterbatasan otak saya); mempelajari saluran transmisi tidak kalah pusingnya dengan mempelajari timing diagram mikroprosessor...
-
Ok mas bubun, apa hubungan phase dengan efisiensi transfer energi dalam kondisi sudah matching?
bukannya kalo sudah matching, phase sudah ndak berpengaruh dalam transfer energi?
Dalam hal ini kita memakai komponen standard ya...
-
Om Zia: dulu juga saya bertanya seperti itu, "...bukankan kalau match berarti transfer daya maksimum?"
Ada penjelasan yang bagus pada buku BASIC ELECTRONICS 3rd edition karangan BERNARD GROB (Instructor RCA Institute) terbitan McGRAW HILL KOGAKUSHA,LTD pada Chapter 15 tentang Alternating voltage and Current dan Chapter 23 Alternating Current Circuits. Disitu dijelaskan kaitan sudut phase,bentuk gelombang dan energi yang terkandungnya dan banyak lainnya lagi... cari1 cari1 Ada juga diterangkan di PRINCIPLES ELECTRONICS nya Malvino pada bab penjelasan sejenis... cari1 cari1 cari1 Saya tak bisa menjelaskan hal ini dengan ringkas... bete1 bete1 bete1 Mungkin para master disini bisa diminta penjelasan yang ringkas tentang itu... ide1 ide1 ide1
NB:
Om Admin, jika ada postingan saya yang dianggap 'junk', jangan ragu langsung hapus saja, ya.. saya ikhlas, malah berterimakasih sekali akan jadi koreksi untuk saya dalam melakukan posting....
-
Beda fase bisa terjadi kalau penghantar punya tahanan dalam yg berupa impedansi bisa dimodelkan dg R+jX. Tahanan dalam ini yg menyebabkan hilang daya dan berdampak beda fase.
CMIIW
Ok mas bubun, apa hubungan phase dengan efisiensi transfer energi dalam kondisi sudah matching?
bukannya kalo sudah matching, phase sudah ndak berpengaruh dalam transfer energi?
Dalam hal ini kita memakai komponen standard ya...
-
Ooo..paham mas. Tetapi saya rasa sudut phase, bentuk gelombang, itu banyak dibahas pada frek rendah (biasanya 50/60Hz). Saya sendiri belum pernah mendapat referensi phase pada frek tinggi.
Btw, ini diskusi bebas kok. kita disini open mind, bisa mendapat ilmu2 baru. Dan saya tidak lebih tahu dari anda hehehe..Jadi obrolan2 semacam ini sebaiknya ndak usah dihapus. Siapa tahu justru mendapatkan ide2 baru..
Terus terang saya malah sangat terinspirasi dengan signature mas bubun "Kejujuran adalah dasar utama ilmu pengetahuan, mengakui kebesaran Sang Pencipta dan selalu mengingat akan saat kematian adalah puncak kecerdasannya "
Om Zia: dulu juga saya bertanya seperti itu, "...bukankan kalau match berarti transfer daya maksimum?"
Ada penjelasan yang bagus pada buku BASIC ELECTRONICS 3rd edition karangan BERNARD GROB (Instructor RCA Institute) terbitan McGRAW HILL KOGAKUSHA,LTD pada Chapter 15 tentang Alternating voltage and Current dan Chapter 23 Alternating Current Circuits. Disitu dijelaskan kaitan sudut phase,bentuk gelombang dan energi yang terkandungnya dan banyak lainnya lagi... cari1 cari1 Ada juga diterangkan di PRINCIPLES ELECTRONICS nya Malvino pada bab penjelasan sejenis... cari1 cari1 cari1 Saya tak bisa menjelaskan hal ini dengan ringkas... bete1 bete1 bete1 Mungkin para master disini bisa diminta penjelasan yang ringkas tentang itu... ide1 ide1 ide1
NB:
Om Admin, jika ada postingan saya yang dianggap 'junk', jangan ragu langsung hapus saja, ya.. saya ikhlas, malah berterimakasih sekali akan jadi koreksi untuk saya dalam melakukan posting....
-
Nah jika ada tahanan dalam yang bersifat R+jX (impedansi) ini kan berarti tidak matching.
Dalam kondisi tidak matching pasti ada losses.
Ini yang saya maksudkan dengan kita memakai komponen standard.
Beda fase bisa terjadi kalau penghantar punya tahanan dalam yg berupa impedansi bisa dimodelkan dg R+jX. Tahanan dalam ini yg menyebabkan hilang daya dan berdampak beda fase.
CMIIW
Ok mas bubun, apa hubungan phase dengan efisiensi transfer energi dalam kondisi sudah matching?
bukannya kalo sudah matching, phase sudah ndak berpengaruh dalam transfer energi?
Dalam hal ini kita memakai komponen standard ya...
-
Om Pur, karena dalam hal ini membicarakan 'jumper', maka saluran transmisi dihitung dari titik konektor ke konektor (berhati-hatilah dengan benda bernama konektor ini, apalagi jika sudah bermain di UHF-SHF, lihat data sheet pabrikannya dengan sangat teliti). Phase dan bentuk gelombang adalah parameter penting, itulah alasan kenapa industri elektronika/engineering memerlukan Osciloscope... karena disinilah alat ukur ini memegang peranan penting.
nah kalo ada kabel coex misal 5cm dari PCB PA ke konektor di casing apa itu dihitung juga .. ? karena kan mempegaruhi panjang jamper . . ? ?
maaf bayak nanya ... cuman pegen tau saja . . .
-
Om Busan: Yup, pada intinya terkandung sebagaimana yang Om Busan paparkan... ide1 ide1 Tetapi apabila rekan lain masihingin menggalii masalah kaitan phase dan gelombang silahkan 'gali' di buku referensi... cari1 cari1 cari1 Jika harus dijelaskan dengan gamblang dan detil di forum, akan terlalu berkepanjangan.. Jadi langkah terbaik untuk memahaminya ya coba ke buku referensi tadi...
Om Pur:betul sekali, harus disertakan dalam hitungan juga, Om Pur (jika dari PCB ke konektor menggunakan coax jumper). tapi pastikan kabel coax itu benar-benar sebagai 'jumper' PCB ke konektor.. cari1 cari1 , karena dalam sirkit penguat RF seringkali pula coax dipergunakan sebagai bagian dari rangkaian seperti misal; pada rangkaian power splitter/combiner... kalkulasi1 kalkulasi1 kalkulasi1
saya akan mencoba berbagi pengalaman sebatas pengetahuan yang saya fahami (saya tidak mau jadi sesuatu yang menyesatkan, nantinya malah dosa,kan...?) Tapi mohon maaf atas segala kekurangannya... karena hanya beginilah saya apa adanya... Salam kenal hallo1 hallo1 hallo1
-
Om Pur:betul sekali, harus disertakan dalam hitungan juga, Om Pur (jika dari PCB ke konektor menggunakan coax jumper). tapi pastikan kabel coax itu benar-benar sebagai 'jumper' PCB ke konektor.. cari1 cari1 , karena dalam sirkit penguat RF seringkali pula coax dipergunakan sebagai bagian dari rangkaian seperti misal; pada rangkaian power splitter/combiner... kalkulasi1 kalkulasi1 kalkulasi1
betul om kebanyakan produk lokal dari Output PCB ke Konektor casing suka pake kabel, nah celakanya kabel penghubung itu suka beda jenis nya sama kabel untuk jumper . . . .
-
menunggu kesimpulan...........
mungkin Om bubun bisa menjelaskan secara ringkas
bagaimana cara membuat jumper yang tepat dan benar.
-
Om Pur:.... ya, begitulah adanya. anggap saja kita sedang mengkritik karya kita sendiri yang sering terjurumus kecerobohan... drop1 drop1 semoga di masa depan kita (minimal), bangsa kita (maksimal), bisa lebih teliti dalam membuat suatu produk agar bisa lebih 'bermartabat' di kalangan 'engineering' dunia... semoga...
Om Jeplie: saya tidak bermaksud untuk memaksakan 'faham' yang saya fahami... keputusan akhir adalah tergantung rekan-rekan dalam mencernanya... Saya hanya menyarankan, tapi tidak harus dituruti, untuk membuat kabel jumper yang match dan mengusahakan agar phase gelombang bisa dipertahankan sebagaimana asalnya... jika 1 lambda dianggap kurang praktis, 1/2 lambda bisa diambil sebagai minimal (titik posisi simpul tegangan minimum) jangan lupa masukkan Velocity factor coaxnya... Pertimbangan acuannya:
- saluran transmisi sepanjang 1/2 lambda dan kelipatannya adalah juga transformator 1:1 (prinsip saltran); hasilnya; lebih mudah dalam usaha nge-match karena impedansi disalah satu ujung juga bernilai sama di ujung lainnya (tidak ada pengubahan)
- dikedua ujung saluran transmisi 1/2 lambda dan kelipatannya, titik simpul tegangan adalah minimum (prinsip rambatan dan propagasi gelombang); hasilnya; meminimalisir percikan tegangan yang mungkin muncul pada konektor dan menjaga titik konektor 'sedingin' mungkin
- aperture bentuk gelombang setelah 1/2 lambda rambatan dan kelipatannya relatif sama dipertahankan meski mungin phasenya boleh jadi terbalik;hasilnya; meminimalisir rugi-rugi daya akibat geseran phase
ini adalah yang saya lakukan dan saya senantiasa puas akan hasilnya... dalam impact (hasil nyata) maupun dalam pengukuran...
Apabila rekan-rekan memiliki 'selera' lain, ya tak jadi masalah... Sekali lagi tak ada unsur 'pemaksaan' faham atau pengertian...
-
Om bun.. penjelasannya OK juga.. nambah nanya nih.. kebiasaan dulu kalo bikin phasing line untuk antena yg di stack dengan menghitung 1/4 lambda beserta kelipatan ganjilnya... 3/4, 5/4, dst... bagaimana dengan yg setengah lambda kalo untuk phasing line apakah juga dihitung kelipatan ganjilnya??? ( referensi kelipatan ganjil sy baca dari ARRL 2002)..
-
Hmmmm......otak jd mumet liat ulasan serta penjelasan2 he he he...spt nya ga sesimple yg aq bayangkan..ntu masih masalah kabl koek jumper sbgtu rumitnya,,blum lg yg lain..ternyata pengalaman menjadi peringkas dr sbuah rumus2 perhitungan dan penjelasan yg panjang nya laksana rel kereta api yg ga pasti dmn ujung nya berakhir ( he he he krna rel kan salin terkait dan muter2)..om bubun dr penjelasan om bubun np ga di jadiin rangkuman aja..biar lbh simple..bagaimana seharus nya jumper koek dr power out,swr ke dumilot atw ant..om bubun buat sesimple mungkin pnjelasan nya..supaya saya yg agak buta dgn dunia rf bs mengerti..triims buat smua nya
-
memang klo penjelaannya berbentuk tutur kata ato tulisan pasti masih belum tergambar situasi sebenanya yang terjadi, lain halnya klo temen2 melihat secara visual insya Allah akan terjawab semuanya, gimana klo ada wisata (apa ya namanya) ke LIPI kita lihat bagaimana mengukur antene, PA, modulasi, deviasi dsb, pokonya semua yang berurusan dengan RF
corong1 corong1 cari1 cari1 8) 8) ;D ;D
-
Om bubun stupid , saya ini main di 3,7MHz ( band 80 meter ) kalau menurut saran anda apakah saya harus bikin jumper yang kelipatan 1/2 lambda juga ?
-
;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D ;D
-
Om Jecko Exxel: ... mungkin Phasing line yang anda maksud dalam sistem Splitter/Power Divider/Antenna Distributor atau apalah banyak orang menyebutnya dengan istilah... padahal yang dimaksud itu-itu juga.. sepengetahuan saya; saluran transmisi disana berfungsi sebagai transformator impedansi tinggi-rendah dan atau sebaliknya, disana yang bermain adalah potongan saluran transmisi kelipatan ganjil 1/4 lambda.. jangan sampai jatuh di kelipatan genap (1/2 lambda) anda sendiri akan tahu apa yang akan terjadi. Dilain waktu dan thread (dan dengan idzin kuasa Sang Pencipta) mari kita telaah bersama akan hal itu...
Om Kang Paimo:... bermain di 80 meter band dan anda keberatan jika menggunakan saltran 1/2 lambda ya tak masalah, tidak terlalu banyak 'kekeliruan' yang terjadi disana. Contoh real; anda menggunakan jumper 50 centimeter dan panjang gelombang adalah 80meter. kesalahan phase/transisi impedansi/pengukuran berarti paling dikisaran 50Cm/80m X 100% = 0,5/80 X 100% = 0,625% atas 1 lambda atau terburuknya 0,5/40X100% = 1,25% atas 1/2 lambda, itu relatif bisa diabaikan (jika kita ingin seperti itu). Tetapi apa yang akan terjadi jika anda bermain di 3m? 2m? 1m? atau gelombang yang lebih pendek dari itu? Saya percaya anda bisa mencernanya dengan akal sehat.,, cari1 cari1 cari1
Om Gluiermo Marconi:... saya ada paparan sederhana dengan simulasi contoh kasus, tapi jika saya munculkan saya tak yakin akan bermanfaat untuk semua rekan... drop1 drop1 drop1
Praktek tanpa pemahaman teori bagaikan berjalan dalam kegelapan,,,, teori dan praktek hanya jadi dongengan belaka,,, sedikit lebih berarti daripada tidak samasekali...
-
dapat ilmu lagi walaupun masih ngak paham [spoiler] cari1[/spoiler]
-
memang klo penjelaannya berbentuk tutur kata ato tulisan pasti masih belum tergambar situasi sebenanya yang terjadi, lain halnya klo temen2 melihat secara visual insya Allah akan terjawab semuanya, gimana klo ada wisata (apa ya namanya) ke LIPI kita lihat bagaimana mengukur antene, PA, modulasi, deviasi dsb, pokonya semua yang berurusan dengan RF
corong1 corong1 cari1 cari1 8) 8) ;D ;D
OK Pak.. minta prosedurnya berkunjung ke LIPI.. surat2nya mesti kemana.. biar robongan 2 klas sekalian..
-
OK Pak.. minta prosedurnya berkunjung ke LIPI.. surat2nya mesti kemana.. biar robongan 2 klas sekalian..
[/quote]
ide1 ide bagus tapi sayang saya jelas ngak bisa kasian drop1 drop1
-
Ya benar, untuk phasing line memang perlu perhitungan panjangnya feeder.
Jadi phasing line biasanya bekerja baik untuk satu rentang frekuensi yang tidak terlalu besar. Karena terkait pada 1/4 lamda dan kelipatan ganjilnya.
Sedangkan kalo kita beli jumper, dengan panjang yang tetap bisa dipakai untuk frekuensi 10MHz sampai 2500MHz.
Kalo kita membuat jumper berdasar perhitungan 1/2 lamda dan kelipatannya, pasti satu jumper hanya untuk satu rentang frekuensi yang relatif sempit. Nah fenomena ini tidak pernah saya jumpai.
Itulah kenapa sampai sekarang saya berpendapat bahwa panjang jumper tidak kritis. Yang kritis adalah jika feeder/jumper digunakan untuk phasing line.
Kalo pendapat saya, semakin pendek jumper/feeder, akan semakin baik karena loss kabel akan semakin kecil.
Mengenai persentase, tentu saja panjang 0,5M terhadap panjang 40M ya banyak banget mas bedanya.
Kesalahan 1,25 % itu berarti :
1. kita memiliki panjang 39,5M terhadap panjang 40M yang diinginkan
2. Atau kita memiliki panjang 40,5M terhadap panjang 40M yang diinginkan
Kalau kita memiliki panjang 20M terhadap 40M yang diinginkan, ini berarti kesalahan 50%
Kalau kita memiliki panjang 0,5M terhadap 40M yang diinginkan, ini berarti kesalahan 98.75% , besar banget kan?
Om Jecko Exxel: ... mungkin Phasing line yang anda maksud dalam sistem Splitter/Power Divider/Antenna Distributor atau apalah banyak orang menyebutnya dengan istilah... padahal yang dimaksud itu-itu juga.. sepengetahuan saya; saluran transmisi disana berfungsi sebagai transformator impedansi tinggi-rendah dan atau sebaliknya, disana yang bermain adalah potongan saluran transmisi kelipatan ganjil 1/4 lambda.. jangan sampai jatuh di kelipatan genap (1/2 lambda) anda sendiri akan tahu apa yang akan terjadi. Dilain waktu dan thread (dan dengan idzin kuasa Sang Pencipta) mari kita telaah bersama akan hal itu...
Om Kang Paimo:... bermain di 80 meter band dan anda keberatan jika menggunakan saltran 1/2 lambda ya tak masalah, tidak terlalu banyak 'kekeliruan' yang terjadi disana. Contoh real; anda menggunakan jumper 50 centimeter dan panjang gelombang adalah 80meter. kesalahan phase/transisi impedansi/pengukuran berarti paling dikisaran 50Cm/80m X 100% = 0,5/80 X 100% = 0,625% atas 1 lambda atau terburuknya 0,5/40X100% = 1,25% atas 1/2 lambda, itu relatif bisa diabaikan (jika kita ingin seperti itu). Tetapi apa yang akan terjadi jika anda bermain di 3m? 2m? 1m? atau gelombang yang lebih pendek dari itu? Saya percaya anda bisa mencernanya dengan akal sehat.,, cari1 cari1 cari1
Om Gluiermo Marconi:... saya ada paparan sederhana dengan simulasi contoh kasus, tapi jika saya munculkan saya tak yakin akan bermanfaat untuk semua rekan... drop1 drop1 drop1
Praktek tanpa pemahaman teori bagaikan berjalan dalam kegelapan,,,, teori dan praktek hanya jadi dongengan belaka,,, sedikit lebih berarti daripada tidak samasekali...
-
alhamdulillah teman2 kita ni pandai2 sangat
;D ;D top1 8) top1 ;D ;D
-
saya neh yg blum jg pandai2..pdahal sering buka trit di forum ini,,tp ga jg pandai..gmn cara nya sih biar pandai?? gmn sih perhitungan yg cepat,akurat dan bisa dipertanggung jawabkan di dunia nyata,,he he he..
-
cukup pake mfj ... ntu bisa jawab .... heeeeeee
-
Salam, ALL..! hallo1
duh, kangen bener semuanya..
mumpung ada netbook anak majikan yang bisa dipinjem he..he..
Hi,ALL..! apa yang saya paparkan adalah apa yang saya ketahui untuk berbagi.. jadi bila paparan berbagi saya diterima, ya syukur.. jika tidak pun tak apa.. ini kan sekadar berbagi saja.. tidak ada pemaksaan untuk menerima paparan berbagi saya..
mana buktinya saya memaksakan/menekankan pendapat saya agar bisa diterima oleh semua..?? cari1 cari1 cari1
heran betul saya.. kok bisa ada ,ya yang menuduh saya seperti itu..?? ::)
Oh,ya.. jika ada yang ingin lebih mengetahui lebih lanjut, ya tinggal pelajari sendiri saja.. banyak sumber yang bisa diperoleh.. tak perlu ketergantungan..
Maaf, saya bukan dosen elektro.. apalagi konsultan.. jadi tidak perlu berharap lebih dari saya.. ok.. di forum ini bagi saya adalah tempat berbagi pengetahuan saja.. Seseorang tak perlu memaksa 'meminta lebih' atas yang lainnya Jelas bukan..?
Salut untuk semua rekan di forum ini..!
Maaf ALL.. , yang punya netbooknya sudah melotot neh.. saya harus cabut lagi..
semoga ada kesempatan yang lebih bagus dilain waktu untuk bisa internetan..
-
dengan sabar menunggu ringkasan dari tread ini cari1 cari1 cari1
-
Wahhh....mantap-mantab nieh uraianya.... salut dehh.
Sebagai nuwbie perkenankan saya ikutan nimbrung dan dan ikut meramaikan, nanti jika kurang tepat kan bisa di benerin pisan (semampang banyak Sepp Reithofer - Sepp Reithofer pada ngumpul di postingan ini), gw nuwbie sendiri malu2 malu2 klo salah kan maklum...
Uneg-uneg sy ide1 ide1
Menurut sy saluran transmisi terdiri dari 2 unsur, unsur-unsur induksi (L) dan unsur-unsur kapasitas (C) yang terdistribusi sepanjang saluran tersebut. Maka setiap penambahan panjang dari saluran tersebut secara otomatis akan menambah besaran induktansi-nya (L) dan akan menambah besaran kapasitif-nya. Tambah 1 meter maka induksinya tambah dari fungsi satu meter dan kapasitifnya jg tambah dari fungsi 1 meter juga. Tambah 1 cm, maka fungsi L dan fungsi C juga akan selalu begitu. Kecuali saluran transmisi sobek outernya (pada jenis unbalance), C-nya pasti kurang tuh pada bagian itu. Atau bengkok tajam, maka L-nya yg nambah. Mungkin jg maka C-nya akan nambah krn gepeng (pengalaman sedih ketika lurusi LDF1,5" di pinggir jalan malah kelindas truk :( :( padahal udah minggir banget lho kang.... Waduh sampai di mana tadi....
cari1 cari1 klo ketemu truk-nya mau tak pukulpc
Zk = akar* L/C
Jadi impedansi (Zk) akan selalu sama sesuai dgn tujuan desainya yg dikehendaki (misal 50 ohm)... mungkin kabel RG8 sejumlah 1 haspel jg RG8, di potong-potong jadi 1 meter tetep RG8... ehhh 50 ohm maksudnya. Hampir lupa lagi niehhh...
Tetapi... dalam sistim pengumpanan daya RF dikenal 2 jenis, kalo tdk salah saluran transmisi yg balance yg simetrik terhadap pembumian (pembumian RF itu sendiri) dan saluran tak balance yg tak-simentrik. Tetapi....(haduhhhh kok tetapi lg...) saluran un-balance bisa kita jadikan balance asal sarat-saratnya terpenuhi terhadap resonan dari fungsi panjang gelombang yg kita kehendaki krn disitu terdapat C dan L .... mungkin karena itulah muncul velocity kabel. Dan selanjutnya dibikinlah transformator penjodoh atau devider... nah kemana lg ini... hix's
*Sekarang monggo mau pilih yg resonan (terhadap panjang gelombang) apa tdk kalkulasi1 kalkulasi1
*Jika kita resonan maka kita bisa atur untuk mendapatkan tegangan terendah dari fungsi panjang gelombang sehingga tdk mengganggu generator/pemancar RF-nya sendiri apalg klo slide-nya kurang bagus (katanya sieh tegangan lebih mudah melompat dibanding arus).... yah resikonya konektor lebih panas pada 1/2 lamda dan pada setiap kelipatannya (gambarnya kang Bubun).
*Klo yg tdk di potong-potong jg td apa-apa.... krn disaluran transmisi terdapat fungsi C dan L yg selalu menjaga Zk. Konektor gede... kabel gede... slaiding-saliding jg oke.... pokoknya mumpunilah... ya tetep mantablah.
*Tapi.... malu2 tapi lagi... tapi lagi... saya pilih tengah-tengah... krn conektor pas-pasan, kabel jg asal cukup handle power, slaiding jg cukup saja... maka saya pilih yg arus dan teganganya setimbang... supaya klo power RF na bocor di ruang transmisi tdk bikin tangan kesemutan jk pegang dindingnya.... masalahnya bokek1 bokek1
...................nah cara berpikir sy-nya kan nyeneh-kan kang MOMOD yg Ganteng hehehe........ :-X :-X
-
berikut ini cuplikan dari tulisan John Fielding ZS5JF
What is the correct length of cable between the transmitter and the antenna ?
The simple answer is:
Whatever the physical length required to cater for the cable run.
• There is no special condition, the cable simply needs to be long enough to reach from the transmitter to the antenna, with adequate mechanical strain relief. We do not need λ/2 multiples or any other magic number.
• If the cable can be re-routed to shorten the length then the attenuation will be lower.
• If the cable run is long then consideration of an alternative cable type (lower loss) or transmission line type should be made
Lengkapnya http://www.amateurradio.org.za/VSWR John Fielding Final.pdf (http://www.amateurradio.org.za/VSWR John Fielding Final.pdf)
-
Saya setuju dengan Pak Gani... ide1 ide1
-
PAKE MFJ LANGSUNG JADI konek1